Jordan Ayew: Si Worker Class dari Ghana yang Mainnya Gak Pamer Tapi Selalu Ada

Di era sepak bola modern yang serba highlight, lo mungkin gak akan nemuin nama Jordan Ayew nongkrong di trending. Tapi lo liat line-up Crystal Palace minggu ke minggu, nama dia selalu ada.
Bukan karena dia top scorer.
Bukan juga karena dia jago gocek kayak Neymar.
Tapi karena dia bisa lari 90 menit nonstop, bantu bertahan, bantu build-up, dan sesekali nyetak gol penting.
Jordan Ayew tuh definisi “pemain underrated tapi pelatih selalu percaya.”
Dan lo tau apa yang lebih keren? Dia anak dari legenda sepak bola Ghana, tapi milih jalan kariernya sendiri.
Latar Belakang: Keluarga Sepak Bola, Tapi Pilih Kerja Sendiri
Jordan Ayew lahir di Marseille, Prancis tanggal 11 September 1991, tapi dia besar dengan akar Ghana yang kental banget. Dan ya — kalau lo familiar, ayahnya adalah Abedi Pele, legenda Ghana.
Dan kakaknya, André Ayew, juga bintang Ghana yang pernah main di Marseille, Swansea, sampai Al Sadd.
Tapi Jordan? Dia gak nebeng nama besar.
Dia jalanin kariernya sendiri, step by step. Dan kadang malah harus buktiin ke dunia bahwa dia bukan cuma “adik André.”
Awal Karier: Dibentuk di Marseille, Tapi Gak Langsung Jadi Bintang
Jordan Ayew memulai karier profesional di klub raksasa Prancis, Olympique Marseille, tahun 2009. Tapi waktu itu dia masih mentah.
- Sering rotasi
- Kadang jadi winger, kadang second striker
- Ngelawan ekspektasi karena kakaknya perform di klub yang sama
Selama 5 tahun di sana, Jordan lebih banyak belajar ketimbang jadi pusat perhatian. Tapi itu bikin dia keras kepala dalam artian positif.
Hijrah ke Inggris: Aston Villa dan Swansea, Naik-Turun Tapi Belajar Banyak
Tahun 2015, Jordan Ayew pindah ke Inggris, gabung Aston Villa.
Dan… boom. Tim degradasi. Chaos.
Tapi dia tetep tampil bagus secara individu. Bahkan top scorer Villa musim itu, meski tim terpuruk. Ini bukti awal kalau dia gak lari dari tanggung jawab.
Kemudian, Swansea City rekrut dia. Di sana, dia makin berkembang:
- Lebih disiplin
- Belajar pressing
- Lebih versatile di lini serang
Tapi lagi-lagi, timnya degradasi.
Jordan bisa aja cabut dari Inggris waktu itu… tapi dia tetep ngotot pengen buktiin diri di Premier League.
Crystal Palace: Rumah yang Kasih Dia Panggung Sebenarnya
Tahun 2018, Crystal Palace datang. Awalnya pinjaman.
Tapi Roy Hodgson lihat potensi yang beda dari Jordan:
“Dia mungkin gak cetak banyak gol, tapi dia kerja keras luar biasa.”
Dan bener aja. Sejak gabung resmi:
- Main hampir setiap pekan
- Jadi andalan di posisi kanan
- Bisa jadi winger, false nine, bahkan gelandang
- Ngotot bantu tim meski gak dapat pujian
Musim terbaiknya? 2019/20 —
- 9 gol di Premier League
- Jadi top scorer Palace
- Menang Pemain Terbaik Klub versi fans
Gokilnya, itu dicapai tanpa penalti.
Gaya Main: Bukan Bintang Instagram, Tapi Bikin Lawan Capek
Jordan Ayew tuh bukan tipe pemain show-off. Tapi dia punya gaya main yang:
- Langsung, direct, dan fungsional
- Sering duel lawan dua bek dan masih bisa nyimpen bola
- Lari nonstop bantu transisi bertahan
- Suka masuk ke half-space dan cut inside diam-diam
Dia tuh anti-malas. Dan anti gengsi.
Kadang dia disuruh turun bantu defense, kadang pasang di kanan biar nutup ruang, kadang cuma “pelari pengalih perhatian” — tapi dia jalanin semua.
Di Mata Pelatih: “Dia Gak Pernah Komplain”
Lo bisa tanya Roy Hodgson, Patrick Vieira, sampe Oliver Glasner — semua percaya ke Ayew.
Kenapa?
Karena dia pemain yang ngerti taktik, kerja keras, dan siap main di role apapun.
Dia mungkin gak bikin stats selangit, tapi data off-ball movement-nya bagus banget.
Dia bisa bantu wingback, ngunci lawan, dan jadi outlet counter.
Itu sebabnya dia hampir selalu starter, meskipun fans kadang nanya “kok dia sih yang main?”
Timnas Ghana: Pahlawan yang Konsisten
Jordan juga punya karier panjang di Timnas Ghana.
- Lebih dari 90 caps
- Tampil di Piala Dunia 2014 & 2022
- Main di beberapa edisi Piala Afrika
Dia bukan bintang utama kayak André Ayew, tapi dia:
- Selalu hadir waktu dibutuhkan
- Gak pernah cari alasan
- Main buat negara kayak main buat hidupnya
Dan fans Ghana? Ada yang pro-kontra soal performa dia, tapi banyak yang tetep respect karena loyalitas dan effort-nya.
Mentalitas: Kalem, Dewasa, Gak Gimik
Lo gak bakal liat Jordan Ayew bikin quotes viral di Twitter.
Gak bakal liat dia posting outfit hypebeast tiap minggu.
Tapi lo bakal liat:
- Dia latihan pagi-pagi
- Dia peluk rekan tim yang younger
- Dia selalu fokus di lapangan, tanpa banyak gaya
“Gue bukan pemain flashy. Gue cuma pengen bantu tim.”
Dan itulah yang bikin pelatih cinta sama dia.
Statistik Singkat:
- Marseille: 22 gol dari 147 laga
- Aston Villa: 10 gol
- Swansea: 12 gol
- Crystal Palace: 20+ gol dan masih main
- Ghana: 90+ caps, 19 gol
- Posisi: Winger kanan / striker / wide forward
- Kekuatan: Versatilitas, stamina, dribble close control
Penutup: Jordan Ayew, Si Pemain Kerja Sunyi yang Selalu Ada Saat Tim Butuh
Jordan Ayew bukan superstar. Dia gak bakal masuk FIFA Team of the Year.
Tapi di mata pelatih dan rekan setim, dia emas.
Dia adalah contoh pemain yang gak peduli spotlight, tapi peduli hasil.
Gak peduli statistik viral, tapi peduli pelatih percaya ke dia.
Dan di dunia sepak bola yang makin penuh pencitraan, Jordan Ayew justru spesial karena real.
Share this content:
Post Comment